MATROKHIM,S.Pd

Nama : MATROKHIM.Tugas sekarang: SD NEGERI 2 ROGOJAMPI.NO.HP:081249979826.Email: [email protected]. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
MALAIKAT DARI TELUK IJO

MALAIKAT DARI TELUK IJO

Rindi membuktikan betapa eloknya pantai Teluk Ijo.Sayang sekali ,momen seindah ini tidak ada yang menemani.Mungkin hanya sekedar membetulkan tali sepatu.Atau membetulkan hijabnya ketika tersangkut dahan pepohonan.

“Wow…..indah sekali? “ sontak kekagumannya mengundang tukang parkir menikmati wajahnya.Di depannya terhampar lautan hijau nan elok.Daun daun pepohonan bergesek gesekan menyanyikan lagu kedamaian.

“Hati hati mbak,” suara pemuda dari belakang membuatnya menoleh.Rindi membalas tersenyum padanya.Rindi merasakan pemuda itu mengikuti dari belakang.Tapi Rindi memutuskan untuk tidak menoleh.Menikmati sejuknya pantai batu, sepanjang jalan setapak menuju Teluk Ijo.Semuanya memang terdiri dari batu.Makanya dinamai pantai Batu.

“Betul- betul alami.” Rindi menakjubi keindahan batu yang berdiri tegak di sebelah Teluk Ijo.Airnya berwarna hijau daun.Tenang.Setenang hatinya.Hati pemuda itu.Di mana dia? Kenapa jadi memikirkan pemuda itu?

Rindi hanya merasa iri saja kepada sahabat-sahabatnya yang bergembira.Karena ada calon imam di sampingnya.Tapi tidak apa-apa.Alloh lebih tahu yang terbaik untuk Rindi.

“Ayo Syaiful Rahman,jawab ya atau tidak.” paksa Fahim kepada Syaiful Rahman.

“Kok maksa?” tanggap Syaiful sambil melepas mouse komputer di meja kerjanya.

“Orang sepertimu harus dipaksa.Nanti yang enak siapa?”

“Aku takut tidak bisa memberi kebahagiaan padanya.”

“Uang mudah dicari Ful.Tapi Mar’atus Sholihah sulit dicari.”

“Ya ya...tak pikir-pikir dulu.” kata Syaiful Rahman sambil berjalan pergi dari hadapan Fahim.Entah kemana? Paling juga ke Toilet.Hanya Fahim teman perempuan Syaiful Rahman yang perhatian.Besok diberi makan apa? Pikirnya sambil membuka pintu Toilet.Wajar kalau gelisah.Tidak punya uang banyak dipaksa nikah.Pekerjaannya hanya mengajar komputer di SMK .Bukan pegawai negeri.Honornya ditentukan jumlah jam mengajarnya.Apa bisa mencukupi? Fahim....Fahim, ada-ada saja.Gerutunya dalam hati.

“Bagaimana? Sudah ada keputusan?”

“Keputusan apa?” Syaiful Rahman pura-pura tidak mengerti.

“Keputusan untuk menikahi Mar’atus Sholikhah.” Fahim menjawab dengan tegas,jelas dan pasti.Syaiful Rahman hanya tersenyum,heran pada teman perempuannya itu.Kenapa begitu yakin kalau dirinya dapat membahagiakannya.

“Assalamualaikum.”

“Walaikum salam.” Syaiful Rahman menjawab salam Fahim.Dia pergi dulu meninggalkan kantor SMK Muhammadiyah berlantai tiga yang megah itu.Dalam duduknya Syaiful Rahman berfikir.Betulkah nantinya dapat membahagiakannya? Benar kata kata Fahim.Uang mudah dicari,tapi Mar’atus Sholikhah sulit.Kalau wanita yang Mar’atus Sholikhah pasti mengerti penghasilan suaminya.Hari ini makan dengan ikan asin tidak apa-apa.Mudah-mudahan besok dapat makan dengan ayam betutu.Apa begitu ya pikiran Mar’atus Sholikhah itu? Tidak pernah membantah suaminya.

Disahutnya tas laptop di atas meja dan pergi meninggalkan kantor kerjanya.Scopy merahnya menunggu di parkiran.Dalam waktu tidak lebih tiga menit,Syaiful Rahman telah menghilang dari halaman SMK Muhammadiyah yang terkenal itu.

Pukul 02.30 dini hari Rindi sudah bangun.Begitulah ajaran ibundanya yang harus dilaksanakan untuk semua anak perempuannya.Kata ibundanya,anak perempuan itu jangan bangun pukul 04.00 dini hari.Harus lebih awal lagi.Tepatnya pukul 02.30.Setelah bangun,ke kamar mandi,berwudlu,terus sholat tahajjud.Sisa waktu sebelum sholat shubuh,digunakan untuk menyeterika baju dan lain-lain.Begitulah kegiatan sehari-hari yang harus dilaksanakan.

Hal seperti itu sudah terbiasa untuk keluarga Rindi.Sebuah keluarga agamis.Bertabur semangat tinggi untuk menjalani takdir yang telah tergaris.Semua rezeki telah disediakan Alloh.Sedang jodoh sudah ada yang mengatur.Apa lagi yang dipikirkan?

“Satu porsi saja mbak.” Jawab Rindi di sebuah kedai Darplok.

“Ya .” sahut penjual Darplok yang terkenal satu kecamatan itu.

Tapi ketika Rindi mau memasukkan HP nya ke saku,sontak matanya membelalak.Setengah percaya setengah tidak.Karena pemuda yang dulu pernah bertemu di Teluk Ijo itu,sedang berdiri di sampingnya.

“Assalamualaikum.”

“Waalaikum salam.” Jawab Rindi lirih hampir tak terdengar.Ternyata pemuda itu orang sini juga.Pakai batik Banyuwangi,sepatunya pantofel.Sepertinya seorang guru.Sesegera mungkin matanya ditarik ke arah Darplok yang sedang dibungkus.

“Yang dulu ketemu di Teluk Ijo itu ya ?”

“Ya” Mau jawab apalagi.Memang itu kenyataannya.Tapi hati Rindi biasa biasa saja.Juga tidak berdetak keras jantungnya.Biasa saja.

“Suka Darplok ya?”

“Biasa saja.” Jawab Rindi yang membuat pemuda itu tidak meneruskan percakapan lagi.Sepertinya bingung mau bicara apalagi.Rindi…Rindi.....! Kenapa membuntu percakapan pemuda itu? Jadi tidak bisa melanjutkan perbincangan lagi.

“Oh ya kita belum berkenalan.Syaiful Rahman.” Dia menyodorkan tangannya ke arah Rindi.

“Rindi.” ungkapnya sembari melepas senyum.

“Senang bertemu dengan mbak.”

“Terima kasih .” Rindi membawa Darploknya keluar dari kedai.”Oh ya silakan mampir di SD saya.Itu SDnya.” Rindi menunjuk sebuah SD di sebelah Barat Kedai Darplok.

Pikiran Syaiful Rahman tertuju pada Fahim.Teman yang menjodohkan dengan wanita Mar’atus Sholikhah.

“Wanita itu siapa namanya?” tanya Syaiful Rahman pada Fahim.

“Sudah siap nih?” ledek Fahim membuat Syaiful Rahman bersungut.

“Namanya Rindi ,guru Honorer di sebuah Sekolah Dasar.

“Siapa? Ulangi lagi Fahim!”

“Rindi .Lengkapnya Rindi Aulia ”

Syaiful Rahman meloncat ke Scoopynya dan hilang di tikungan jalan.Dia berhenti di depan pintu gerbang sebuah Sekolah Dasar tepat pukul 12.10 WIB.Tidak begitu lama muncul gadis berhijab merah dari pintu gerbang SD.

“Assalamualaikum.” Syaiful Rahman memberanikan diri.

“Waalaikum salam.Mas Syaiful Rahman ya.? Ada apa ?” Nekat banget pemuda ini.Batin Rindi Aulia bercakap.Keren juga.

“Aku membelikan bunga untuk Bu Guru.”

Rindi tersenyum tak percaya.”Jangan bergurau Mas.”

“Tidak.Aku tidak bergurau..”Syaiful Rahman menyodorkan bunga kepada Rindi.Puluhan mata menyaksikan kenekatan Syaiful Rahman.Entah Malaikat dari mana yang menyusupi raga Syaiful Rahman.Kenapa Syaiful Rahman begitu berani mengutarakan cintanya di depan perempuan yang belum lama dikenalnya.Padahal selama ini Syaiful dikenal sebagai pemuda pemalu.

“Benar Rindi.itu pemuda yang pernah kuutarakan padamu.” terdengar suara wanita yang tak asing bagi Rindi.

“Mbak Fahim.?” Ungkap Rindi terkejut.Karena Mbak Fahim adalah Pimpinan Pengajian Aisiyah yang diikutinya.Tentusaja sangat kenal.Di tengah-tengah ketidakpercayaan,Rindi tersenyum.Entah untuk siapa senyum itu.Sepertinya batinnya bahagia.Dilihatnya Syaiful Rahman yang masih berdiri di situ.Kemudian Rindi turun dari Scoopy-nya.Mengakhiri kekakuan yang telah terjadi.Rindi memandangi wanita terhormat,yang dianggap pemimpin spiritualnya itu.

Wanita setengah baya itu tersenyum dan menganggukkan kepala.Seolah menjelaskan semuanya tentang lelaki yang pernah diceriterakan waktu pengajian kala itu.Ternyata ini orangnya.Dan anehnya pernah dipertemukan di Teluk Ijo tanpa janjian.Sungguh Alloh maha Besar.Allohu Akbar!

“Selanjutnya bagaimana?” Wanita yang bernama Mbak Fahim itu menatap Syaiful Rahman yang sejak tadi berdiri di situ.Rindipun tak berani menatap Syaiful Rahman.Rindi mengulum senyum di depan Mbak Fahim.Pura-pura tidak mengerti arah pembicaraan Mbak Fahim pada Syaiful Rahman.

“Izinkan aku menyalami tangan Bu Guru.” Paksa Syaiful dengan senyumnya yang tulus.Baru kali ini Rindi menatap lama mata Syaiful.Tatapan yang mudah dipahami oleh semua perempuan yang sedang menunggu calon imamnya untuk bahtera rumah tangganya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap dan. Keren Pak.. Salam kenal

03 Apr
Balas

Kenal kembali.Makasih bu

04 Apr

Bagus pak ...adakah sambungannya atau tamat pak?

14 Apr
Balas

mudah-mudahan ada.Terimakasih kunjungannya

25 Apr

teluj ijo dimana itu> Rejeki dah di plot ma Allh... mangat ya Fahim hahaha

08 Apr
Balas

Di Banyuwangi bunda.Wah makasih kunjungannya

09 Apr

Kisah yang bagus, Mas Bro

02 Apr
Balas

Ya begitulah bro

02 Apr

Keren pak...jadikan novel pak pasti seru. Barakallah..

02 Apr
Balas

apa iaya ya.Makasih bunda kunjungannya

09 Apr

Maunya ...gitu bunda

02 Apr
Balas

Makasih ya semuanya mau mengunjungi blog aku

02 Apr
Balas

Makasih ya semuanya mau mengunjungi blog aku

02 Apr
Balas

Wah.. hampir jadi novel ini.. keren pa

04 Apr
Balas

Apa iya ya.Maunya iya

07 Apr

Mantap.... keren cerpennya... ada kelanjutannya ngga ya

30 Mar
Balas

Wah harus kerja keras nih

02 Apr

Hmm..teluk ijo..Jd saksi pertemuan pertama.Rindi dan syaiful rahman.Keren pak.

07 Apr
Balas

Iya.Makasih sudah berkunjung

07 Apr



search

New Post